# Puisi Tragedi Alam
# Puisi Tragedi Alam - Hallo sahabat Penuh Nikmat, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul # Puisi Tragedi Alam, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Aneka-Puisi,
Artikel Puisi-Alam, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : # Puisi Tragedi Alam
link : # Puisi Tragedi Alam
Makara apa itu bencana alam, musibah yaitu serangkaian insiden yang mengancam dan mengganggu kehidupan serta penghidupan yang disebabkan banyak sekali faktor baik oleh faktor alam faktor nonalam maupun faktor insan itu sendiri sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan pengaruh psikologis dan lain sebagainya dan puisi kali ini bertema puisi wacana bencan alam, atau serangkaian insiden yang terjadi lantaran Alam.

Empat teladan puisi wacana alam, sanggup menjad refresnsi untuk menulis puisi alam bagi pembaca yang menyukai puisi wacana alam, bagaimana puisinya untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja puisinya berikut ini.
DUKA DI TANAH JAWA
Terlalu sunyi ketika lelap masih mengintai
Di antara alunan desah mimpi yang kian melenakan
Ada deru alam yang tengah memburu
Berpacu dengan waktu yang terasa kian bijak
Tuhan, sesaat terdengar teriakan mengingat AsmaMU
Allahu Akbar! Allahu akbar! Allahu Akbar!
Jerit tangis menggema!
Ibu memeluk buah hati tercinta
Bapak melindungi keluarga tersayang
Semua! Semua! Semuanya!
Dalam keadaan gulita malam itu!
Alam bergerak dari lapisan tanah terdalam
Menghentak permukaannya, mengguncang bumi
Di pecahan Pulau Jawa
Bergetar andal pergeseran tanah dari lempengnya
Dan langit pun bergemuruh, menumpahkan tangisnya
Tuhan, jikalau dosa ini berkekalan dari hamba-hambaMU
Deraan sesal kian menyesakkan bahkan terdengar sumbang
Saat nyawa tiada lagi di badan
Hanya linangan air mata penumpah sesal
Tuhan, jangan biarkan kami bergelimang dosa
Menanggung beban yang tiada henti
Saat gemuruh itu tiba lagi nanti
Biarkan kami kembali dalam keadaan fitri
Kini sedih di tanah Jawa
Menumpahkan rinai pada Ibu Pertiwi
Baca juga: Puisi bait lara bencana
ALAMKU KINI TAK RAMAH LAGI
Semalam srigala melolong panjang menegadahi rembulan
Ternak melenguh gundah di padang penggembalaan
Burung gagak berputar putar di atas dusun
Pagi ini angin kencang tiba berkunjung
Pepohonan luruh dari punggung gunung
Puting beliung bagai mata maut yang siap mencengkram
Atap rumah beterbangan
Teriakan panik dan jerit ketakutan memenuhi sudut dusun
Alam telah murka
Bencana pun melanda
Dusun menjadi porak poranda
Jasad-jasad terbujur tertimpa reruntuhan
Ratapan kehilangan terlontar dari verbal sang anak
Sang ibu
Sang ayah
Sang kakek
Sang nenek
Sang kekasih
Di atas bukit barisan sang penyair menyenandungkan lagu kesedihan
"Habis hutanku engkau tebangi"
"Habis sudah saudaraku pagi ini"
PUISI AKU DAN ALAM
Semesta bermurung durja
Ketika langit mendung terbaca
pelangi enggan nampak di muka
Karena gerimis hadir menyapa
Bumi pun seketika menangis perih
Rintiknya deras bergemuruh lirih
Petir bersahutan buat pedih
Sembab awan kian bersedih
Turunlah hujan menghunjam raga
Sembunyikan tangis menjelaga
Sekeping luka tiada lagi tereja
Ketika alam tertimpa bencana
Aku terpaku diam kata
Menyaksikan tangan liar merajarela
Apalah daya tiada bisa mencegahnya
Negeri tercinta sekarang berduka
Baca juga: Puisi sedih bencana Aceh
MATA KEHIDUPAN BERSIMBAH AIR MATA
Di rimbun, sejuk dan bening air ini; ada lambaian kehidupan dan kematian
Merupa hijau penahan kekeringan
Kesejukannya menjadi penawar geothermal yang kian mengganas
Dan bening air sirami wajah bengis, hindari radang tenggorokan, jauhi kekeringan ladang dan perkotaan
Dan kamu menjadi suci sesaat sesudah bergumul sebagai suami istri
O, hutanku meringis kesakitan
Digergaji oleh deru industri pertambangan
Besi-besi kecongkakan dipancangkan
Jutaan kubik kayu diseret tanpa perhitungan
Luka-lukanya menanah menjadi luapan kemarahan
Ya, kita marah. Di hutan ada sejarah. Hutan dijarah. Hutan berdarah-darah. Hutan sisa-sisa sampah. Digauli dengan serakah. Tak pedulikan air mata menderas basah. Bukan semata ada kemiskinan tercipta. Tapi bencana tengah menganga
O, wahai para pecinta lingkungan
Jangan semata kamu sesapi sejuk hawa kami. Injak-injak hijau dengan suka cita di tengah kering terus menggurita. Air itu, air ini, di bawah sana; telah merupa air mata dan darah. Pada yang berebut lahan, pada perang batas kedaulatan, pada jeritan kekeringan, pada perkelahian penghasilan, dan pada longsor yang merenggut kematian.
Jika kamu inginkan rindang hutan lestari
Beri hutan pelukan peduli
Persolek sampai indah kanan kiri
Cegah para penggusur kami
Hingga final zaman tak bergemuruh di balik amarah ilalang
Mari berjuang kawan,
Hutan tak hanya disenggama dan dipandang
Melainkan diberdaya penuh keintiman
Ciamis, 2 September 2017
Demikianlah puisi bencana alam. Simak/baca juga puisi wacana alam yang lain di blog ini, semoga puisi wacana musibah diatas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa pada tema puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Anda sekarang membaca artikel # Puisi Tragedi Alam dengan alamat link https://penuhreligi.blogspot.com/2021/06/puisi-tragedi-alam.html
Judul : # Puisi Tragedi Alam
link : # Puisi Tragedi Alam
# Puisi Tragedi Alam
Puisi bencana Alam. Berbicara wacana musibah Tsunami, gunung meletus, banjir, tanah longsor, dan gempa bumi dan musibah lainnya, semua ini merupakan sebuah bencana atau musibah yang tak sanggup di tolak dan sering mendatangkan kesedihan, tangis, kerugian serta kehilangan harta benda. Walaupun musibah itu tidak disengaja dan tidak direncanakan,akan tetapi terkadang semua itu terjadi akhir dari perbuatan kita sendiri sebagai insan yang kurang berterima kasih kepada Alam.Makara apa itu bencana alam, musibah yaitu serangkaian insiden yang mengancam dan mengganggu kehidupan serta penghidupan yang disebabkan banyak sekali faktor baik oleh faktor alam faktor nonalam maupun faktor insan itu sendiri sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan pengaruh psikologis dan lain sebagainya dan puisi kali ini bertema puisi wacana bencan alam, atau serangkaian insiden yang terjadi lantaran Alam.

Puisi Bencana Alam
Puisi musibah yaitu rangkaian kata kata indah wacana alam, di padakun dengan dengan kata kata bencana sehingga menyajkan bait bait puisi bencana alam, adapun masing masing judu dengan tema puisi musibah antara lain:Empat teladan puisi wacana alam, sanggup menjad refresnsi untuk menulis puisi alam bagi pembaca yang menyukai puisi wacana alam, bagaimana puisinya untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja puisinya berikut ini.
DUKA DI TANAH JAWA
Oleh. Dewy Rose
Terlalu sunyi ketika lelap masih mengintaiDi antara alunan desah mimpi yang kian melenakan
Ada deru alam yang tengah memburu
Berpacu dengan waktu yang terasa kian bijak
Tuhan, sesaat terdengar teriakan mengingat AsmaMU
Allahu Akbar! Allahu akbar! Allahu Akbar!
Jerit tangis menggema!
Ibu memeluk buah hati tercinta
Bapak melindungi keluarga tersayang
Semua! Semua! Semuanya!
Dalam keadaan gulita malam itu!
Alam bergerak dari lapisan tanah terdalam
Menghentak permukaannya, mengguncang bumi
Di pecahan Pulau Jawa
Bergetar andal pergeseran tanah dari lempengnya
Dan langit pun bergemuruh, menumpahkan tangisnya
Tuhan, jikalau dosa ini berkekalan dari hamba-hambaMU
Deraan sesal kian menyesakkan bahkan terdengar sumbang
Saat nyawa tiada lagi di badan
Hanya linangan air mata penumpah sesal
Tuhan, jangan biarkan kami bergelimang dosa
Menanggung beban yang tiada henti
Saat gemuruh itu tiba lagi nanti
Biarkan kami kembali dalam keadaan fitri
Kini sedih di tanah Jawa
Menumpahkan rinai pada Ibu Pertiwi
Baca juga: Puisi bait lara bencana
ALAMKU KINI TAK RAMAH LAGI
Karya : Enny maryani. S
Semalam srigala melolong panjang menegadahi rembulanTernak melenguh gundah di padang penggembalaan
Burung gagak berputar putar di atas dusun
Pagi ini angin kencang tiba berkunjung
Pepohonan luruh dari punggung gunung
Puting beliung bagai mata maut yang siap mencengkram
Atap rumah beterbangan
Teriakan panik dan jerit ketakutan memenuhi sudut dusun
Alam telah murka
Bencana pun melanda
Dusun menjadi porak poranda
Jasad-jasad terbujur tertimpa reruntuhan
Ratapan kehilangan terlontar dari verbal sang anak
Sang ibu
Sang ayah
Sang kakek
Sang nenek
Sang kekasih
Di atas bukit barisan sang penyair menyenandungkan lagu kesedihan
"Habis hutanku engkau tebangi"
"Habis sudah saudaraku pagi ini"
PUISI AKU DAN ALAM
Karya: Saffa Nafa
Semesta bermurung durjaKetika langit mendung terbaca
pelangi enggan nampak di muka
Karena gerimis hadir menyapa
Bumi pun seketika menangis perih
Rintiknya deras bergemuruh lirih
Petir bersahutan buat pedih
Sembab awan kian bersedih
Turunlah hujan menghunjam raga
Sembunyikan tangis menjelaga
Sekeping luka tiada lagi tereja
Ketika alam tertimpa bencana
Aku terpaku diam kata
Menyaksikan tangan liar merajarela
Apalah daya tiada bisa mencegahnya
Negeri tercinta sekarang berduka
Baca juga: Puisi sedih bencana Aceh
MATA KEHIDUPAN BERSIMBAH AIR MATA
Karya Y. S. Sunaryo
Di rimbun, sejuk dan bening air ini; ada lambaian kehidupan dan kematianMerupa hijau penahan kekeringan
Kesejukannya menjadi penawar geothermal yang kian mengganas
Dan bening air sirami wajah bengis, hindari radang tenggorokan, jauhi kekeringan ladang dan perkotaan
Dan kamu menjadi suci sesaat sesudah bergumul sebagai suami istri
O, hutanku meringis kesakitan
Digergaji oleh deru industri pertambangan
Besi-besi kecongkakan dipancangkan
Jutaan kubik kayu diseret tanpa perhitungan
Luka-lukanya menanah menjadi luapan kemarahan
Ya, kita marah. Di hutan ada sejarah. Hutan dijarah. Hutan berdarah-darah. Hutan sisa-sisa sampah. Digauli dengan serakah. Tak pedulikan air mata menderas basah. Bukan semata ada kemiskinan tercipta. Tapi bencana tengah menganga
O, wahai para pecinta lingkungan
Jangan semata kamu sesapi sejuk hawa kami. Injak-injak hijau dengan suka cita di tengah kering terus menggurita. Air itu, air ini, di bawah sana; telah merupa air mata dan darah. Pada yang berebut lahan, pada perang batas kedaulatan, pada jeritan kekeringan, pada perkelahian penghasilan, dan pada longsor yang merenggut kematian.
Jika kamu inginkan rindang hutan lestari
Beri hutan pelukan peduli
Persolek sampai indah kanan kiri
Cegah para penggusur kami
Hingga final zaman tak bergemuruh di balik amarah ilalang
Mari berjuang kawan,
Hutan tak hanya disenggama dan dipandang
Melainkan diberdaya penuh keintiman
Ciamis, 2 September 2017
Demikianlah puisi bencana alam. Simak/baca juga puisi wacana alam yang lain di blog ini, semoga puisi wacana musibah diatas menghibur dan bermanfaat. Sampai jumpa pada tema puisi selanjutnya. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Demikianlah Artikel # Puisi Tragedi Alam
Sekianlah artikel # Puisi Tragedi Alam kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel # Puisi Tragedi Alam dengan alamat link https://penuhreligi.blogspot.com/2021/06/puisi-tragedi-alam.html
Belum ada Komentar untuk "# Puisi Tragedi Alam"
Posting Komentar